Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah
Posted on
2 Mei 2008
Seorang kepala sekolah,
di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada
fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan
seluruh substansi kegiatan pendidikan.
Wayan Koster
mengemukakan bahwa dalam konteks MPMBS, kepala sekolah dituntut untut memiliki
kemampuan: (1) Menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan
proses belajar mengajar, (2) Kepala administrasi, (3) Sebagai manajer perencanaan
dan pemimpin pengajaran, dan (4) Mempunyai tugas untuk mengatur, mengorg anisir
dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah.
Dikemukakan pula bahwa sebagai kepala administrasi, kepala sekolah bertugas
untuk membangun manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan
keputusan manajemen dan kebijakan sekolah.
Sementara itu, menurut
pendapat Sanusi yang dikutip M. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2002)
bahwa : “ Perubahan dalam peranan dan fungsi sekolah dari yang statis di jaman
lampau kepada yang dinamis dan fungsional-konstruktif di era globalisasi,
membawa tanggung jawab yang lebih luas kepada sekolah, khususnya kepada
administrator sekolah. Pada mereka harus tersedia pengetahuan yang cukup
tentang kebutuhan nyata masyarakat serta kesediaan dan keterampilan untuk
mempelajari secara kontinyu perubahan yang sedang terjadi di masyarakat
sehingga sekolah melalui program-program pendidikan yang disajikannya dapat
senantiasa menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dan kondisi baru “. Diisyaratkan
oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai salah satu kategori
administrator pendidikan perlu melengkapi wawasan kepemimpinan pendidikannya
dengan pengetahuan dan sikap yang antisipatif terhadap perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat, termasuk perkembangan kebijakan makro pendidikan.
Wujud perubahan dan perkembangan yang paling aktual saat ini adalah makin
tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan gencarnya tuntutan
kebijakan pendidikan yang meliputi peningkatan aspek-aspek pemerataan
kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi.
Pada bagian lain,
Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2002) dengan mengutip dari Dirawat
mengemukakan tentang pemikiran Bogdan bahwa dalam perspektif peningkata mutu pendidikan
terdapa tempat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan,
yaitu : (1) kemampuan mengorganisasikan dan membantu staf di dalam merumuskan
perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap; (2) kemampuan
untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri dari guru-guru
dan anggota staf sekolah lainnya; (3) kemampuan untuk membina dan memupuk kerja
sama dalam mengajukan dan melaksanakan program-program supervisi; dan (4)
kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah
lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi
secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
sekolah itu sebaik-baiknya.
Wildavsky (Sudarwan
Danim, 2002) mengemukakan bahwa salah satu preposisi tentang kebijakan pendidikan
bagi kepala sekolah atau calon kepala sekolah, bahwa “kompetensi minimal seorang
kepala sekolah adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keadministrasian
sekolah; keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa dan masyarakat, dan
keterampilan teknis instruksional dan non instruksional.” Hal serupa dikemukakan
oleh Kantz dalam Segiovanni (Sudarwan Danim, 1995) bahwa dalam keseluruhan mekanisme
kerja manajemen sekolah sebagai proses sosial, mengemukan tiga jenis
keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu : (1)
keterampilan teknis, yakni keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan,
metode, dan teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu;
(2) keterampilan manusiawi yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan
seorang manajer di dalam bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien;
(3) keterampilan konseptual yakni keterampilan yang berkenaan dengan cara
kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur diatasnya
dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja sekolah secara
keseluruhan.
Dilain pihak, Fred
Luthans (1995) mengemukakan lima jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh
seorang manajer, yang mencakup : (1) Cultural flexibility; (2) Communication
skills (3) Human Resources Development skills; (4) Creativity; dan (5) Self
Management of learning. Kelima keterampilan tersebut dapat dijelaskansebagai
berikut: Cultural flexibility merupakan keterampilan yang merujuk kepada
kesadaran dan kepekaan budaya, di mana seorang manajer dituntut untuk dapat
menghargai nilai keberagaman kultur yang ada didalam organisasinya. Kepala
sekolah selaku manajer di sekolah sangat mungkin akan dihadapkan dengan warga sekolah,
dengan latar kultur yang beragam, baik guru, tenaga administrasi maupun siswa.
Oleh karenanya, kepala sekolah diuntut untuk dapat menghargai keberagaman kultur
ini. Communication skill merupakan keterampilan manajer yang berkenaan dengan kemampuan
untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun non verbal. Keterampilan
komunikasi amat penting bagi seorang kepala sekolah, karena hampir sebagian besar
tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan dan berhubungan orang
lain. Komunikasi yang efektif akan sangat membantu terhadap keberhasilan
organisasi secara keseluruhan.
Human Resources
Development skills merupakan keterampilan manajer yang berkenaan dengan
pengembangan iklim pembelajaran (learning climate), mendesain program pelatihan,
pengembangan informasi dan pengalaman kerja, penilaian kinerja, penyediaan konseling
karier, menciptakan perubahan organisasi, dan penyesuaian bahan-bahan pembelajaran.
Dalam perspektif persekolahan, kepala sekolah dituntut untuk memiliki keterampilan
dalam mengembangkan sumber daya manusia yang tersedia di sekolahnya, sehingga
mereka benar-benar dapat diberdayakan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah Creativity merupakan keterampilan manajer yang tidak
hanya berkenaan dengan pengembangan kreativitas dirinya sendiri, akan tetapi
juga keterampilan untuk menyediakan iklim yang mendorong semua orang untuk
menjadi kreatif. Sehubungan dengan hal ini, seorang kepala sekolah dituntut
untuk memiliki keterampilan dalam menciptakan iklim kreativitas di lingkungan
sekolah yang mendorong seluruh warga sekolah untuk mengembangkan berbagai
kreativitas dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Self- management of
learning merupakan keterampilan manajer yang merujuk kepada kebutuhan akan
belajar yang berkesinambungan untuk mendapatkan berbagai pengetahuan dan
keterampilan baru. Dalam hal ini, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa
berusaha memperbaharui pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
KEKURANGAN:
Dalam artikel ini kekurangannya adalah tidak adanya kesimpulan
ataupun kata-kata menurut penulis sendiri, semuanya di ambil dari berbagai
tokoh yang berpengaruh dalam kemanajemenan kepala sekolah. Sehingga pola pikir
dari penulis sendiri tidak berkembang dalam penyusunan Artikel ini.
KELEBIHAN:
Dalam artikel ini kelebihannya adalah dari berbagai pendapat para
tokoh yang sangat unik sehingga bagi pembaca lebih cepat untuk memahami dan
mengerti tentang pentinggnya mengetahui “Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah”.
Dan dari segi penyusunannya pula begitu efektif dan efisien. Urutan-urutan
tokoh yang berpendapat pun tersusun dengan baik dari segi pengelompokan atau
bobot pembahasannya yang sangat sesuai. Sehinggs memudahkan pembaca dalam
memahami makna dari tulisan Artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar