Senin, 07 November 2016

Contoh Proposal Skripsi



A.    PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA PGRI KARANGSEMBUNG TAHUN PELAJARAN 2016-2017.

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di indonesia dirancang untuk bersaing secara langsung dengan dunia internasional. Indonesia yang notaben adalah sebagai negara berkembang, dituntut pula untuk kemudian mampu secara internasional bersaing dan bersanding secara kualitas.
Terkait dengan dunia pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Belajar yang tidak memperoleh dukungan baik dalam individu maupun luar individu maka belajar akan mengalami hambatan, dan tentunya akan mempengaruhi hasil belajar seseorang.
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya. Tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.       Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam individu yng sedang belajar.
Faktor intern terdiri dari:
1.      Fakor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
2.      Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, dll).
3.      Faktor kelelahan.
b.      Faktor Eksternal, yaitu faktor dari luar individu.
Faktor ekstern terdiri dari:
1.      Faktor keluarga.
2.      Faktor lingkungan sekolah.
3.      Faktor masyarakat.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, maka dalam penelitian ini yang hendak dicari hubungan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar di SMA PGRI Karangsembung adalah “motivasi dan kedisiplinan siswa”.
Motivasi adalah “ serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi –kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu.”  Terkadang proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal, disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan dengan konsep-konsep yang lain, seperti minat, konsep diri dan sebagainya. Sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa.
Variabel lain yang secara teoritik dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah “kedisiplinan siswa”. Disiplin siswa adalah sikap patut siswa yang tergabung dalam suatu sekolah terhadap peraturan-peraturan yang telah di tetapkan secara sadar sehingga tercipta keterlibata sekolah . hal ini dimaksudkan untuk mengawasi dan membatasi atau mengendalikan prilaku siswa agar kegiatan belajar dikelas dan lingkungan sekolah berjalan lancar dan efektif.
Motivasi dan disiplin belajar siswa sangat berperan dalam prestasi belajar, dengan motivasi dan disiplin belajar inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi dan disiplin inipula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas maka penting dan menarik untuk dilakukan penelitian korelasional dalam rangka membuktikan kebenaran teoritik tersebut. Penelitian ini mengambil judul: “ pengaruh motivasi dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam (PAI) di SMA PGRI Karangsembung, Tahun pelajaran 2016-2017.

C.    RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI  Karangsembung tahun ajaran 2016-2017?
2. Adakah pengaruh Disiplin Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017?
3.  Adakah pengaruh antara Motivasi Belajar dan Disiplin Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017?
a.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas nampak beberapa masalah yang kompleks dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Adapun masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:
1.      Motivasi belajar dapat mengembangkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
2.      Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.      
3.      Disiplin sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa SMA PGRI Karangsembung tahunajaran 2016-2017.
4.      Dengan motivasi belajar dan disiplin sekolah merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa SMA PGRI Karangsembung
tahun ajaran 2016-2017.
b.      Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut diatas maka peneliti perlu membatasi
masalah agar tidak terlampau meluas. Batasan masalah tersebut adalah:
1.      Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
2.      Disiplin sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
3.      Dengan motivasi belajar dan disiplin sekolah merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
c.       Pertanyaan penelitian
Dari batasan masalah tersebut penulis mengambil pengertian variabel tersebut
yaitu:
a.       Motivasi belajar yang dimaksud adalah merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual misalnya: antusias untuk belajar, mempunyai dorongan ingin
tahu, tidak mengenal lelah untuk belajar, tidak pernah bosan untuk belajar,
frekuensi belajar lebih banyak, selalu konsentrasi dalam menghadapi belajar,
kompetisi untuk mendapatkan nilai belajar yang baik, bertanggung jawab
terhadap tugas, selalu mengunakan waktu secara efisien.
b.      Disiplin sekolah merupakan sikap atau tingkah laku siswa mematuhi secara
sadar akan aturan-aturan disekolah yang telah ditentukan dan dilaksanakan,
meliputi kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran, mengerjakan tes,
mengumpulkan tugas-tugas.
c.       Prestasi belajar yang dimaksud adalah penguasaan pengetahuan yang telah
dikembangkan dalam mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka yang diberikan guru.
d.      Siswa yang diteliti yaitu siswa kelas dua SMA PGRI Karangsembung
tahun ajaran 2016-2017.

D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan penelitian ini
mempunyai tujuan:
1.      Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
2.      Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Disiplin Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
3.      Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Motivasi Belajar dan Disiplin
Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA PRGI Karangsembung tahun ajaran
2016-2017.

E.     KEGUNAAN HASIL PENELITIAN
Suatu kegiatan diharapkan mempunyai hasil dan manfaat, demikian juga
dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat diantaranya sebagai berikut:
1. Teoritis
a.       Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
bidang pendidikan pada sekolah kejuruan.
b.      Penelitian ini dapat mendukung teori-teori yang ada hubungannya dengan
masalah yang dibahas.
c.       Sebagai pembanding, pertimbangan dan pengembangan pada penelitian
sejenis untuk masa mendatang.
2. Praktis
a.       Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam memberikan pengarahan dan
dorongan kepada siswa.
b.      Sebagai masukan yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu
dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa.
c.       Sebagai masukan kepada siswa bahwa kedisiplinan dirinya dalam belajar dan
kegiatan sehari-hari lainnya dapat membantu meningkatkan prestasi belajar
mereka.



F.     STUDI PUSTAKA

1. Hakikat Motivasi Belajar
Setiap seseorang melakukan tindakan tidak lepas adanya motivasi, untuk
itu akan dibahas tentang motivasi. Menurut Winkel (1987:93) menjelaskan
bahwa: “Motivasi adalah motif yang sudah aktif pada saat tertentu:motif adalah
daya penggerak didalam diri orang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan tertentu”. Misalnya seorang siswa merasakan adanya suatu
kebutuhan untuk belajar maka timbul dorongan untuk melakukan suatu perbuatan
belajar. Sedangkan menurut Sardiman AM (1992:75) mengemukakan bahwa:
“Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan
tidak suka itu”.
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik pengertian bahwa motivasi
adalah kekuatan yang tersembunyi, merupakan daya penggerak untuk
menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk menjadi aktif bertindak sehinggga dapat mencapai hasil atau
tujuan tertentu yang diharapkan. Jadi motivasi erat kaitannya dengan pemenuhan
suatu kebutuhan, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian kebutuhan
itu, sehingga bila seseorang tidak merasa ingin kebutuhan tersebut maka ia
cenderung untuk tidak ingin melakukan suatu hal untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut.jika ia melakukan suatu kegiatan, ia akan merasa tidak senang. Hal ini
sesuai pendapat Winkel (1987:93) mengenai 3 hal yang mendasar dari motivasi:
a. Pertama, timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan dorongan untuk
memenuhi kebutuhan itu.
b. Kedua, bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan,
yaitu terpenuhinya kebutuhan yang dihayati. Tujuan itu dapat dinilai
sebagai sesuatu yang positif, yang ingin diperoleh atau dapat dinilai
sebagai sesuatu yang negatif, yang ingin dihindari.
c. Ketiga, tujuan tercapai, sehingga orang merasa puas dan lega, karena
kebutuhan telah tercapai.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa antara kebutuhan, perbuatan,
tujuan berlangsung karena ada dorongan atau motivasi. Timbulnya motivasi
karena seseorang merasakan kebutuhan tertentu karena perbuatan tadi mengarah
kepada pencapaian tujuan. Apabila tujuan telah tercapai maka ia akan merasa
puas. Perbuatan yang telah memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan maka
cenderung diulang kembali, sehingga perbuatan itu menjadi lebih kuat dan lebih
mantap.
a.       Macam-macam Motivasi:
Menurut Winkel (1987:94): ”Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi
dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik”.
1). Motivasi Intrinsik
Winkel (1987:94) berpendapat sebagai berikut: “Motivasi intrinsik adalah
kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu
kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
itu”. Misalnya, siswa ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah yang
selengkap-lengkapnya.
2). Motivasi Ekstrinsik
Winkel (1987:94) berpendapat sebagai berikut: “Motivasi ekstrinsik
adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan
dorongan yang secara tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.
Misalnya, siswa rajin untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya.
Sedangkan yang termasuk motivasi belajar ekstrinsik adalah: belajar demi
memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan,
belajar demi memperoleh hadiah yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan
gengsi sosial, belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting; misalnya
guru dan orang tua, belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi
memenuhi persyaratan kenaikan jenjang atau golongan administratif.
b. Ciri-Ciri Motivasi
Ciri-ciri motivasi terutama dalam motivasi belajar yang ada pada individu
menurut Sardiman A.M. (1992:82-83) mengemukakan antara lain:
1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat
puas dengan prestasi yang telah dicapai).
3). Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang
dewasa (misalnya masalah-masalah pembangunan, agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap
setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya)
4). Lebih senang bekerja mandiri.
5). Cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin ( hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif ).
6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7). Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini itu.
8). Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Dari pendapat ahli diatas kiranya dapat diambil hubungannya dengan
seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar yaitu apabila seseorang
memiliki ciri-ciri diatas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat.
c. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman A.M. (1992:85) fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2).Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai.Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3). Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
d. Teknik Memotivasi
Menurut Oemar Hamalik (2000:184-186) teknik memotivasi berdasarkan
teori kebutuhan adalah sebagai berikut:
1). Pemberian penghargaan atau ganjaran, pemberian penghargaan dapat
membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan
sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan adalah untuk membangkitkan
atau mengembangkan minat.
2). Pemberian angka atau grade, bila pemberian angka atau grade
didasarkan atas perbandingan interpersonal dalam prestasi akademis,
hal ini akan menimbulkan dua hal: anak yang mendapat angka baik
dan anak yang mendapat angka jelek. Pada anak yang mendapat angka
jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri dan tak ada
semangat terhadap pekerjaan-pekerjaan sekolah.
3). Keberhasilan dan tingkat aspirasi, menunjuk kepada pekerjaan yang
diharapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan
dalam tugas-tugas yang mendahuluinya.
4). Pemberian pujian, perlu diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada
siapa yang memberi pujian dan siapa yang menerima pujian itu. Para
siswa yang sangat membutuhkan keselamatan dan harga diri,
mengalami kecemasan,dan merasa bergantung pada orang lain akan
responsif terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan baik secara verbal
maupun secara non verbal.
5). Kompetisi dan kooperasi, persaingan merupakan insentif pada kondisi-
kondisi tertentu tetapi dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam
kompetisi harus terdapat kesepakatan yang sama untuk menang.
Kompetisi harus mengandung suatu tingkat kesamaan dalam sifat-sifat
para peserta.
6).Pemberian harapan, pemberian harapan kepada siswa dapat menggugah
minat dan motivasi belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya
bakal terpenuhi kelak.
Manusia harus selalu belajar, kapanpun dan di manapun dia berada, karena
dengan belajar sesuatu akan berubah kearah yang lebih baik. Menurut Oemar
Hamalik (1992:36) belajar artinya “Suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi labih luas dari pada
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
melainkan perubahan kelakuan”. Menurut Sardiman AM (1992:22) berpendapat
bahwa “Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan”.
Sedangkan menurut Slameto (1992:2) berpendapat bahwa: “Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Nana Sudjana (2000:28) memberikan batasan tentang pengertian belajar
sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”.
Pendapat tersebut mengandung pengertian bahwa perubahan yang terjadi
sebagi hasil belajar tidak hanya kemampuan intelektualnya saja, melainkan juga
diikuti oleh perubahan dalam aspek-aspek yang lain seperti : sikap dan tingkah
laku atau berbagai macam perbuatannya, sehingga merupakan perubahan yang
bersifat menyeluruh dalam diri individu yang sedang belajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat di ambil pengertian bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan
untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai
hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal belajar tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menurut M. Ngalim Purwanto
(1995:102) “Ada dua macam faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor
individual dan faktor sosial”.
a. Faktor individual atau faktor yang ada pada diri individu sendiri antara lain
faktor kematangan, kesadaran, latihan, motivasi serta faktor pribadi.
b. Faktor sosial atau faktor yang ada di luar diri individu antara lain faktor
keluarga, keadaan rumah tangga, cara guru mengajar, alat-alat yang
dipergunakan dalam mengajar, lingkungan, kesempatan serta motivasi
sosial.
2.      Hakikat Disiplin siswa
Seseorang dalam melakukan kegiatan tentu mempunyai maksud dan
tujuan, begitu juga dalam belajar. Sardiman A.M.(1992:28-30) mengemumakan
bahwa:”Tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,
penanaman konsep dan ketrampilan, pembentukan sikap”.
a. Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfkir.Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak
dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
akan memperkaya pengetahuan.Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih
besar perkembangannya didalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru
sebagai pengajar lebih menonjol.
b. Penanaman Konsep dan Ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
ketrampilan.Jadi soal ketrampilan yang bersifat jasmani ataupun rohani.
Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati,
sehingga akan menitik beratkan pada kerampilan gerak atau penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah-
masalah “teknik” dan “pengulangan”. Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit,
karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat
dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir serta kreatifitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata
bukan soal “pengulangan”, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat.
c. Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, untuk ini dibutuhkan
kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan
pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interakasi belajar
mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua
perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi mungkin juga menirukan
itu diharapakan terjadi proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses
penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.
d. Disiplin Siswa dalam Menjalankan Tata Tertib di Sekolah
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:906) menjelaskan:“Tata tertib ialah
peraturan-peraturan yang harus diturut atau dilakukan; disiplin”.
Berdasarkan pengertian tersebut tata tertib disekolah merupakan peraturan
yang mengikat semua personal yang ada disuatu sekolah agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Tata tertib disekolah dimaksudkan pula
sebagai pendukung dalam usaha pembentukan disiplin belajar bagi siswa. Setiap
siswa yang ada di sekolah wajib mentaati tata tertib disekolah yang telah
ditentukan. Siswa dituntut untuk menjalankan peraturan tersebut, agar mereka
terbiasa berdisiplin, sehingga semua tindakannya senantiasa taat dan sesuai
dengan peraturan atau tata tertib di sekolah. Jadi disiplin siswa dalam
menjalankan tata tertib disekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata
tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang
selalu taat dan mau melaksanakan tata tetib sekolah dengan penuh kesadaran.
             
3.      Hakikat Prestasi Belajar
Prestasi merupakan sesuatu yang penting bagi siswa, hal ini dikarenakan
prestasi merupakan hasil akhir yang diperoleh dari proses belajar. Menurut I.L.
Pasaribu dan B. Simandjuntak (1983:91) bahwa: “Prestasi adalah hasil yang
diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidikan atau latihan tertentu hasilnya
bisa ditentukan dengan memberi test pada akhir pendidikan tersebut”. Dengan
demikian prestasi dapat dikatakan sebagai hasil kongkrit yang dapat dicapai siswa
pada saat tertentu.
Menurut Zainal Arifin (1990:3) bahwa:”Prestasi adalah kemampuan,
ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:700) bahwa:”Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, di kerjakan)”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa prestasi
adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan tertentu yang
berupa kemampuan, ketrampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu hal.
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan
dikarenakan mempunyai beberapa fungsi. Menurut Zainal Arifin (1990:3-4)
menyebutkan bahwa fungsi prestasi belajar adalah:
a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
anak didik.
b. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.Hal ini didasarkan atas
asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai
tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia, (Abraham.H.Moslow,1984), termasuk kubutuhan peserta didik
dalam suatu program pendidikan.
c. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa
prestasi dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed
back) dalam meningkatakan mutu pendidikan.
d. Sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan.Indikator
intern dalam arti prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan dengan
kebutuhan pembangunan masyarakat.
e. Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama
dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap
suluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar, maka betapa pentingnya
kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perorangan maupaun
secara kelompok sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan.

G.    LANDASAN TEORI
Penelitian ini dilaksanakn didasarkan pada penelitian yang relevan.Adapun
penelitian yang digunakan yaitu:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aini (2001) dengan judul “Pengaruh
Disiplin Belajar dan Lingkungan Tempat Tinggal terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas II”. Dalam penelitian tersebut disiplin belajar dihubungkan
dengan prestasi belajar. Dengan hasil penelitian tersebut ada pengaruh yang
signifikan antara Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Dua
Catur Wulan Satu SMU Negeri 3 Klaten Tahun Pelajaran 2000/2001. Yang
mana dalam penelitian tersebut disiplin belajar yang dimaksud adalah
keseluruhan sikap dan perbuatan yang timbul dari kesadaran dirirnya untuk
belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai
kegitan belajarnya disekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan
demikian disiplin belajar yang dimaksud oleh Nurun Aini ada relevansinya
dengan yang penulis buat yaitu pengaruh disiplin sekolah terhadap prestasi
belajar siswa. Relevansinya penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aini dengan
penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti sikap siswa dalam mentaati dan
melaksanakan peraturan yang ada disekolah. Apakah dengan disiplin sekolah
akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Karsiani (2001) dengan judul :”Korelasi antara
Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas I Catur Wulan II SLTP Negeri 7 Klaten Tahun
Pelajaran 2000/2001. Dalam penelitian tersebut Motivasi Belajar dihubungkan
dengan Prestasi Belajar, kesimpulan dari penelitian tersebut adalah semakin
baik motivasi belajar yang dimiliki siswa akan semakin tinggi prestasi belajar
matematikanya. Dalam penelitian tersebut faktor motivasi belajar
dihubungkan dengan prestasi belajar dan hal ini relevan dengan penelitian
yang penulis lakukan dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin
Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa.

H.    KERANGKA BERFIKIR
1.      Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Dengan semangat belajar yang tinggi siswa cenderung mempunyai
keinginan untuk belajar lebih giat sehingga bisa mendapatakan apa yang ia
inginkan. Dalam hal ini persoalan motivasi dikaitkan dengan prestasi belajar yang
diperoleh dari proses belajar. Motivasi belajar disini adalah suatu dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar sehingga mencapi
suatu tujuan tertentu atau mencapi prestasi yang optimal. Sedangkan prestasi
belajar disini dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
tersebut melakukan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai semangat yang
tinggi untuk belajar dengan keras akan mempunyai prestasi seperti yang ia
harapkan. Sehingga dengan keinginan untuk berbuat lebih banyak untuk belajar
dapat meningkatkan hasil yang ingin dicapai. Sehingga dari uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa jika seseorang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka
akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa tersebut.
2.      Pengaruh Disiplin Sekolah terhadap Prestasi Belajar.
Disiplin sekolah pada masing-masing siswa akan berbeda hal ini
dikarenakan kesadaran masing-masing siswa terhadap aturan yang berlaku
disekolah berbeda-beda. Siswa yang mempunyai kesadaran tinggi terhadap
peraturan yang berlaku akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut.
Sehingga disiplin sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting, dengan
ketaatan mematuhi segala peraturan, rajin masuk sekolah, rajin
mengumpulkan tugas sekolah.

I.       HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesi dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Maka pada penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1.      Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
2.      Ada pengaruh yang signifikan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
3.      Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.

J.      METODOLOGI PENELITIAN
1.      Metode Penelitian
Jenis metode penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode
deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan
dengan status atau kondisi obyek yang diteliti saat dilakukan penelitian. Penelitian
deskriptif berusaha mendeskripsi dan menginterprestasi apa yang ada (bisa
mengenai kondisi, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi
atau kecenderungan yang tengah berkembang). Tujuan dari penelitian deskriptif
yaitu untuk menggambarkan ciri tertentu dari suatu fenomena.
Metode kuantitatif yaitu suatu metode yang tertarik dengan pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel
dan indikator. Setiap variabel yang ditentukan diukur dengan memberikan simbol-
simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum didalam suatu
parameter. Tujuan utama dari metode kuantitatif adalah menghasilkan suatu
generalisasi yaitu suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas
tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada populasi tertentu.
2.      Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI Karangsembung. Dengan alamat
 jl. Raya. Karangsembung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustug tahun 2016 dan penulisan
laporan dilaksanakan sampai bulan September tahun 2016.

Tabel 1. Jadwal Penelitian, tahun 2016-2017.
NO
WAKTU
KEGIATAN
1
Agustus
Pengajuan Judul
2
September
Pra Proposal
3
Oktober
Proposal
4
November
Revisi Proposal
5
Desember
Perijinan
6
Januari
Pelaksanaan
7
Februari
Penelitian
Dll.

3.      Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas dua SMA PGRI
Karangsembung  yang terdiri dari 30 siswa.
2. Sampel
Pengambilan sampel berdasarkan pada aturan praktis dalam bentuk tabel
oleh Kerjcie and Morgan yang dikutip oleh Sugiyono (2000:65) . Jika populasinya
30 maka jumlah sampelnya adalah 28. Dalam penelitian ini sampel diambil 30
siswa.

4.      Teknik Pengumpulan Data
Data mempunyai peran yang sangat penting dalam penelitian, karena data
dapat menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
untuk menguji hipotesis. Jadi hasil dari penelitian tergantung dari data yang
dikumpulkan.
1. Identifiaksi Variabel
Sebagai permasalahan yang harus dibahas maka perlu diidentifikasi
variabel-variabel yang merupakan gejala-gejala yang menunjukkan variabel bebas
maupun terikat, adapun variabel itu atara lain:
a. Variabel bebas (variabel independent) dalam penelitian ini adalah motivasi
belajar (X1) dan disiplin sekolah (X2).
b. Variabel terikat (variabel dependent) dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar (Y).
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dengan menggunakan:
a. Metode Angket
Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Jenis angket dalam penelitian ini adalah angket langsung dan tertutup.
Yang dimaksud angket langsung tertutup adalah quisoner langsung diberikan
kepada obyek yang dikenainya tanpa menggunakan perantaraan, dimana orang
yang menjadi obyek itu tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan
dalam quisoner.
Adapun langkah-langkah menyusun angket adalah sebagai berikut :
1). Melakukan spesifikasi data dengan cara menyesuaikan ruang lingkup
masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian ( dalam hal ini adalah
motivasi belajar dan disiplin sekolah).
2). Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan angket berdasarkan indikator-
indikator dengan petunjuk pengisian.
Indikator-indikator yang digunakan disajikan dalam kisi-kisi angket
berikut ini.
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Uji Coba
Item
Variabel
Indikator +,-
Motivasi belajar
1. Motivasi belajar dari dalam
- Ingin tahu
2. Motivasi belajar dari luar
- Kewajiban
- Hukuman
- Hadiah
- Sosial
- Pujian
- Tuntutan



3, 5, 6, 8


10, 13, 15, 16, 18, 20
1, 2, 4
7, 9
11,12
14
17, 19
Jumlah
10
10
Disiplin sekolah
1. Masuk sekolah
2. Mengerjakan tugas
3. Mengikuti pelajaran
4. Mentaati tata tertib
1, 2, 5, 6, 8
11,12, 15, 18,19, 20
3, 4, 7, 9
10,13,14 , 16,17
Jumlah
11
9
Prestasi belajar
Dokumentasi (Raport semester III)


1). Teknik Pengukuran
Setelah semua angket dijawab oleh responden maka diskor berdasarkan
teknik yang telah ditentukan. Tiap item pertanyaan disediakan empat alternatif
jawaban. Item-item tersebut ada item bernilai positif dan negatif. Adapun skor
penilaiannya seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban
Skor Butir (+)
Skor Butir (-)
A
4
1
B
3
2
C
2
3
D
1
4

Setelah item-item angket selesai dibuat dan disusun dalam suatu format
termasuk petunjuk pengisian, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan uji
coba ( try out ). Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen dilakukan pada
siswa yang tidak dijadikan sampel penelitian yaitu diambil 30 siswa kelas II
jurusan (IPA) SMA PGRI Karangsembung.
Penentuan jumlah responden sebanyak 30 siswa untuk uji coba instrumen
ini berpedoman pada pendapat Masri Singarimbun dan Usman Efendi (1991:138)
yang menyatakan bahwa untuk uji coba instrumen penelitian biasanya dengan
jumlah 30-35 orang sudah mencukupi dan dipilih responden yang keadaannya
kurang lebih sama dengan responden sesungguhnya.
b. Dokumentasi
Data ini diperoleh dari bagian pengajaran SMA PGRI Karangsembung.
Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai raport semester III
(tiga).




















K.    DAFTAR PUSTAKA

A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, Zainal Arifin.1994.
Pendekatan Dalam
Proses Belajar Mengajar
. Bandung:Remaja Karya.
Cece Wijaya dan A.Tabrani Rusyan.1991.
Kemampuan Dasar Guru Dalam
Proses Belajar Mengajar.
Bandung:Remaja Rosdakarya.
Crow & Crow. 1990.
Pengantar Ilmu Pendidikan
. Yogyakarta:Rake Sarasin.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988.
Kamus Besar Bahasa Indonesia

L.     LAMPIRAN

M.   INSTRUMEN PENELITIAN


 Disusun Oleh: Haris Mulyawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar