A.
PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA PGRI KARANGSEMBUNG TAHUN PELAJARAN
2016-2017.
B.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di indonesia dirancang
untuk bersaing secara langsung dengan dunia internasional. Indonesia yang
notaben adalah sebagai negara berkembang, dituntut pula untuk kemudian mampu
secara internasional bersaing dan bersanding secara kualitas.
Terkait dengan dunia pendidikan
untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa
harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak
ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar
selama waktu yang telah ditentukan bersama. Belajar yang tidak memperoleh
dukungan baik dalam individu maupun luar individu maka belajar akan mengalami
hambatan, dan tentunya akan mempengaruhi hasil belajar seseorang.
Menurut Slameto faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya. Tetapi dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:
a.
Faktor
Internal, yaitu faktor yang ada dalam individu yng sedang belajar.
Faktor
intern terdiri dari:
1.
Fakor
jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
2.
Faktor
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, dll).
3.
Faktor
kelelahan.
b.
Faktor
Eksternal, yaitu faktor dari luar individu.
Faktor
ekstern terdiri dari:
1.
Faktor
keluarga.
2.
Faktor
lingkungan sekolah.
3.
Faktor
masyarakat.
Berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, maka dalam
penelitian ini yang hendak dicari hubungan dan pengaruhnya terhadap prestasi
belajar di SMA PGRI Karangsembung adalah “motivasi dan kedisiplinan siswa”.
Motivasi adalah
“ serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi –kondisi tertentu sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu.”
Terkadang proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal, disebabkan
karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Motivasi dirumuskan
sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan dengan konsep-konsep
yang lain, seperti minat, konsep diri dan sebagainya. Sehingga dapat
mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang
dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa.
Variabel lain
yang secara teoritik dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah “kedisiplinan
siswa”. Disiplin siswa adalah sikap patut siswa yang tergabung dalam suatu
sekolah terhadap peraturan-peraturan yang telah di tetapkan secara sadar
sehingga tercipta keterlibata sekolah . hal ini dimaksudkan untuk mengawasi dan
membatasi atau mengendalikan prilaku siswa agar kegiatan belajar dikelas dan
lingkungan sekolah berjalan lancar dan efektif.
Motivasi dan
disiplin belajar siswa sangat berperan dalam prestasi belajar, dengan motivasi
dan disiplin belajar inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar,
dan dengan motivasi dan disiplin inipula kualitas hasil belajar siswa dapat
diwujudkan dengan baik.
Berdasarkan
uraian diatas maka penting dan menarik untuk dilakukan penelitian korelasional
dalam rangka membuktikan kebenaran teoritik tersebut. Penelitian ini mengambil judul:
“ pengaruh motivasi dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar pendidikan
agama islam (PAI) di SMA PGRI Karangsembung, Tahun pelajaran 2016-2017.
C.
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah
pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017?
2. Adakah
pengaruh Disiplin Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI Karangsembung
tahun ajaran 2016-2017?
3. Adakah pengaruh antara Motivasi Belajar dan
Disiplin Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA PGRI
Karangsembung tahun ajaran 2016-2017?
a.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
uraian diatas nampak beberapa masalah yang kompleks dan saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya.
Adapun masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah:
1. Motivasi
belajar dapat mengembangkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
2. Motivasi
belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa SMA PGRI Karangsembung
tahun ajaran 2016-2017.
3. Disiplin
sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa SMA PGRI Karangsembung
tahunajaran 2016-2017.
4. Dengan
motivasi belajar dan disiplin sekolah merupakan salah satu faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa SMA PGRI Karangsembung
tahun ajaran
2016-2017.
b.
Batasan
Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut
diatas maka peneliti perlu membatasi
masalah agar tidak terlampau meluas.
Batasan masalah tersebut adalah:
1. Motivasi
belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
2. Disiplin
sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
3. Dengan
motivasi belajar dan disiplin sekolah merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa.
c.
Pertanyaan
penelitian
Dari batasan masalah tersebut
penulis mengambil pengertian variabel tersebut
yaitu:
a. Motivasi
belajar yang dimaksud adalah merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual misalnya: antusias
untuk belajar, mempunyai dorongan ingin
tahu, tidak mengenal lelah untuk
belajar, tidak pernah bosan untuk belajar,
frekuensi belajar lebih banyak,
selalu konsentrasi dalam menghadapi belajar,
kompetisi untuk mendapatkan nilai
belajar yang baik, bertanggung jawab
terhadap tugas, selalu mengunakan
waktu secara efisien.
b. Disiplin
sekolah merupakan sikap atau tingkah laku siswa mematuhi secara
sadar akan aturan-aturan disekolah
yang telah ditentukan dan dilaksanakan,
meliputi kedisiplinan dalam
mengikuti pelajaran, mengerjakan tes,
mengumpulkan tugas-tugas.
c. Prestasi
belajar yang dimaksud adalah penguasaan pengetahuan yang telah
dikembangkan dalam mata pelajaran
yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka yang diberikan guru.
d. Siswa yang
diteliti yaitu siswa kelas dua SMA PGRI Karangsembung
tahun ajaran 2016-2017.
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pokok
masalah yang telah dirumuskan penelitian ini
mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA
PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Disiplin Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA
PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Motivasi Belajar dan Disiplin
Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA PRGI Karangsembung tahun ajaran
2016-2017.
E. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN
Suatu kegiatan
diharapkan mempunyai hasil dan manfaat, demikian juga
dalam penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat diantaranya sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
bidang pendidikan pada
sekolah kejuruan.
b. Penelitian ini dapat mendukung teori-teori yang ada hubungannya dengan
masalah yang dibahas.
c. Sebagai pembanding, pertimbangan dan pengembangan pada penelitian
sejenis untuk masa
mendatang.
2. Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru dalam memberikan pengarahan dan
dorongan kepada siswa.
b. Sebagai masukan yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu
dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Sebagai masukan kepada siswa bahwa kedisiplinan dirinya dalam belajar dan
kegiatan sehari-hari
lainnya dapat membantu meningkatkan prestasi belajar
mereka.
F. STUDI PUSTAKA
1. Hakikat Motivasi Belajar
Setiap seseorang
melakukan tindakan tidak lepas adanya motivasi, untuk
itu akan dibahas
tentang motivasi. Menurut Winkel (1987:93) menjelaskan
bahwa: “Motivasi adalah
motif yang sudah aktif pada saat tertentu:motif adalah
daya penggerak didalam
diri orang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan
tertentu”. Misalnya seorang siswa merasakan adanya suatu
kebutuhan untuk belajar
maka timbul dorongan untuk melakukan suatu perbuatan
belajar. Sedangkan
menurut Sardiman AM (1992:75) mengemukakan bahwa:
“Motivasi merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga
seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan
tidak suka itu”.
Dari berbagai pendapat
diatas dapat ditarik pengertian bahwa motivasi
adalah kekuatan yang
tersembunyi, merupakan daya penggerak untuk
menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk menjadi
aktif bertindak sehinggga dapat mencapai hasil atau
tujuan tertentu yang
diharapkan. Jadi motivasi erat kaitannya dengan pemenuhan
suatu kebutuhan,
bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian kebutuhan
itu, sehingga bila
seseorang tidak merasa ingin kebutuhan tersebut maka ia
cenderung untuk tidak
ingin melakukan suatu hal untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut.jika ia
melakukan suatu kegiatan, ia akan merasa tidak senang. Hal ini
sesuai pendapat Winkel
(1987:93) mengenai 3 hal yang mendasar dari motivasi:
a. Pertama, timbulnya
suatu kebutuhan yang dihayati dan dorongan untuk
memenuhi kebutuhan itu.
b. Kedua, bertingkah
laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan,
yaitu terpenuhinya
kebutuhan yang dihayati. Tujuan itu dapat dinilai
sebagai sesuatu yang
positif, yang ingin diperoleh atau dapat dinilai
sebagai sesuatu yang
negatif, yang ingin dihindari.
c. Ketiga, tujuan
tercapai, sehingga orang merasa puas dan lega, karena
kebutuhan telah
tercapai.
Dari uraian diatas
dapat dikatakan bahwa antara kebutuhan, perbuatan,
tujuan berlangsung
karena ada dorongan atau motivasi. Timbulnya motivasi
karena seseorang
merasakan kebutuhan tertentu karena perbuatan tadi mengarah
kepada pencapaian
tujuan. Apabila tujuan telah tercapai maka ia akan merasa
puas. Perbuatan yang
telah memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan maka
cenderung diulang
kembali, sehingga perbuatan itu menjadi lebih kuat dan lebih
mantap.
a. Macam-macam Motivasi:
Menurut Winkel
(1987:94): ”Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi
dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik”.
1). Motivasi Intrinsik
Winkel (1987:94)
berpendapat sebagai berikut: “Motivasi intrinsik adalah
kegiatan belajar
dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu
kebutuhan dan dorongan
yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
itu”. Misalnya, siswa
ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah yang
selengkap-lengkapnya.
2). Motivasi Ekstrinsik
Winkel (1987:94)
berpendapat sebagai berikut: “Motivasi ekstrinsik
adalah kegiatan belajar
dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan
dorongan yang secara
tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.
Misalnya, siswa rajin
untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya.
Sedangkan yang termasuk
motivasi belajar ekstrinsik adalah: belajar demi
memenuhi kewajiban, belajar
demi menghindari hukuman yang diancamkan,
belajar demi memperoleh
hadiah yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan
gengsi sosial, belajar
demi memperoleh pujian dari orang yang penting; misalnya
guru dan orang tua,
belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi
memenuhi persyaratan
kenaikan jenjang atau golongan administratif.
b. Ciri-Ciri Motivasi
Ciri-ciri motivasi
terutama dalam motivasi belajar yang ada pada individu
menurut Sardiman A.M.
(1992:82-83) mengemukakan antara lain:
1). Tekun menghadapi
tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai).
2). Ulet menghadapi
kesulitan (tidak putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat
puas dengan prestasi
yang telah dicapai).
3). Menunjukkan minat
terhadap macam-macam masalah untuk orang
dewasa (misalnya
masalah-masalah pembangunan, agama, politik,
ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap
setiap tindakan
kriminal, amoral dan sebagainya)
4). Lebih senang
bekerja mandiri.
5). Cepat bosan
terhadap tugas-tugas rutin ( hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu
saja, sehingga kurang kreatif ).
6). Dapat
mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7). Tidak mudah
melepaskan hal-hal yang diyakini itu.
8). Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.
Dari pendapat ahli
diatas kiranya dapat diambil hubungannya dengan
seseorang yang
mempunyai motivasi untuk belajar yaitu apabila seseorang
memiliki ciri-ciri
diatas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat.
c. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman A.M.
(1992:85) fungsi motivasi adalah sebagai berikut:
1). Mendorong manusia
untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2).Menentukan arah
perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai.Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah kegiatan
yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3). Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
d. Teknik Memotivasi
Menurut Oemar Hamalik
(2000:184-186) teknik memotivasi berdasarkan
teori kebutuhan adalah
sebagai berikut:
1). Pemberian
penghargaan atau ganjaran, pemberian penghargaan dapat
membangkitkan minat
anak untuk mempelajari atau mengerjakan
sesuatu. Tujuan
pemberian penghargaan adalah untuk membangkitkan
atau mengembangkan
minat.
2). Pemberian angka
atau grade, bila pemberian angka atau grade
didasarkan atas
perbandingan interpersonal dalam prestasi akademis,
hal ini akan
menimbulkan dua hal: anak yang mendapat angka baik
dan anak yang mendapat
angka jelek. Pada anak yang mendapat angka
jelek mungkin akan
berkembang rasa rendah diri dan tak ada
semangat terhadap
pekerjaan-pekerjaan sekolah.
3). Keberhasilan dan
tingkat aspirasi, menunjuk kepada pekerjaan yang
diharapkan pada masa
depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan
dalam tugas-tugas yang
mendahuluinya.
4). Pemberian pujian,
perlu diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada
siapa yang memberi
pujian dan siapa yang menerima pujian itu. Para
siswa yang sangat
membutuhkan keselamatan dan harga diri,
mengalami kecemasan,dan
merasa bergantung pada orang lain akan
responsif terhadap
pujian. Pujian dapat ditunjukkan baik secara verbal
maupun secara non
verbal.
5). Kompetisi dan
kooperasi, persaingan merupakan insentif pada kondisi-
kondisi tertentu tetapi
dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam
kompetisi harus
terdapat kesepakatan yang sama untuk menang.
Kompetisi harus
mengandung suatu tingkat kesamaan dalam sifat-sifat
para peserta.
6).Pemberian harapan,
pemberian harapan kepada siswa dapat menggugah
minat dan motivasi
belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya
bakal terpenuhi kelak.
Manusia harus selalu
belajar, kapanpun dan di manapun dia berada, karena
dengan belajar sesuatu
akan berubah kearah yang lebih baik. Menurut Oemar
Hamalik (1992:36)
belajar artinya “Suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi labih luas dari pada
itu, yakni mengalami.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
melainkan perubahan
kelakuan”. Menurut Sardiman AM (1992:22) berpendapat
bahwa “Belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian
kegiatan”.
Sedangkan menurut
Slameto (1992:2) berpendapat bahwa: “Belajar adalah
suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam
interaksi dengan
lingkungannya”.
Nana Sudjana (2000:28)
memberikan batasan tentang pengertian belajar
sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan
tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan
serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”.
Pendapat tersebut
mengandung pengertian bahwa perubahan yang terjadi
sebagi hasil belajar
tidak hanya kemampuan intelektualnya saja, melainkan juga
diikuti oleh perubahan
dalam aspek-aspek yang lain seperti : sikap dan tingkah
laku atau berbagai
macam perbuatannya, sehingga merupakan perubahan yang
bersifat menyeluruh dalam
diri individu yang sedang belajar.
Dari beberapa pendapat
di atas dapat di ambil pengertian bahwa belajar
adalah serangkaian
kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan
untuk memperoleh
perubahan secara menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai
hasil dari
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal belajar
tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi belajar menurut M. Ngalim Purwanto
(1995:102) “Ada dua
macam faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor
individual dan faktor
sosial”.
a. Faktor individual
atau faktor yang ada pada diri individu sendiri antara lain
faktor kematangan,
kesadaran, latihan, motivasi serta faktor pribadi.
b. Faktor sosial atau
faktor yang ada di luar diri individu antara lain faktor
keluarga, keadaan rumah
tangga, cara guru mengajar, alat-alat yang
dipergunakan dalam
mengajar, lingkungan, kesempatan serta motivasi
sosial.
2. Hakikat Disiplin siswa
Seseorang dalam
melakukan kegiatan tentu mempunyai maksud dan
tujuan, begitu juga
dalam belajar. Sardiman A.M.(1992:28-30) mengemumakan
bahwa:”Tujuan belajar
ada tiga jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,
penanaman konsep dan
ketrampilan, pembentukan sikap”.
a. Untuk Mendapatkan
Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan
kemampuan berfkir.Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir
sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak
dapat mengembangkan
kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
akan memperkaya
pengetahuan.Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih
besar perkembangannya
didalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru
sebagai pengajar lebih
menonjol.
b. Penanaman Konsep dan
Ketrampilan
Penanaman konsep atau
merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
ketrampilan.Jadi soal
ketrampilan yang bersifat jasmani ataupun rohani.
Ketrampilan jasmani
adalah ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati,
sehingga akan menitik
beratkan pada kerampilan gerak atau penampilan dari
anggota tubuh seseorang
yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah-
masalah “teknik” dan
“pengulangan”. Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit,
karena tidak selalu
berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat
dilihat bagaimana ujung
pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan
dan ketrampilan berfikir serta kreatifitas untuk
menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata
bukan soal “pengulangan”,
tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat.
c. Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap
mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan
hati-hati dalam pendekatannya, untuk ini dibutuhkan
kecakapan mengarahkan
motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan
pribadi guru itu
sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interakasi belajar
mengajar guru akan
senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua
perilakunya oleh para
siswanya. Dari proses observasi mungkin juga menirukan
itu diharapakan terjadi
proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses
penghayatan pada setiap
diri siswa untuk kemudian diamalkan.
d. Disiplin Siswa dalam
Menjalankan Tata Tertib di Sekolah
Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988:906) menjelaskan:“Tata tertib ialah
peraturan-peraturan
yang harus diturut atau dilakukan; disiplin”.
Berdasarkan pengertian
tersebut tata tertib disekolah merupakan peraturan
yang mengikat semua
personal yang ada disuatu sekolah agar proses belajar
mengajar dapat berjalan
dengan lancar. Tata tertib disekolah dimaksudkan pula
sebagai pendukung dalam
usaha pembentukan disiplin belajar bagi siswa. Setiap
siswa yang ada di
sekolah wajib mentaati tata tertib disekolah yang telah
ditentukan. Siswa
dituntut untuk menjalankan peraturan tersebut, agar mereka
terbiasa berdisiplin,
sehingga semua tindakannya senantiasa taat dan sesuai
dengan peraturan atau
tata tertib di sekolah. Jadi disiplin siswa dalam
menjalankan tata tertib
disekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata
tertib atau peraturan
sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang
selalu taat dan mau
melaksanakan tata tetib sekolah dengan penuh kesadaran.
3. Hakikat Prestasi Belajar
Prestasi merupakan
sesuatu yang penting bagi siswa, hal ini dikarenakan
prestasi merupakan
hasil akhir yang diperoleh dari proses belajar. Menurut I.L.
Pasaribu dan B.
Simandjuntak (1983:91) bahwa: “Prestasi adalah hasil yang
diperoleh seseorang
setelah mengikuti pendidikan atau latihan tertentu hasilnya
bisa ditentukan dengan
memberi test pada akhir pendidikan tersebut”. Dengan
demikian prestasi dapat
dikatakan sebagai hasil kongkrit yang dapat dicapai siswa
pada saat tertentu.
Menurut Zainal Arifin
(1990:3) bahwa:”Prestasi adalah kemampuan,
ketrampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Sedangkan
menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1988:700) bahwa:”Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai
(dari yang telah dilakukan, di kerjakan)”.
Dari beberapa pendapat
diatas dapat diambil pengertian bahwa prestasi
adalah hasil yang
diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan tertentu yang
berupa kemampuan,
ketrampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu hal.
Prestasi belajar
semakin terasa penting untuk dipermasalahkan
dikarenakan mempunyai
beberapa fungsi. Menurut Zainal Arifin (1990:3-4)
menyebutkan bahwa
fungsi prestasi belajar adalah:
a. Sebagai indikator
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
anak didik.
b. Sebagai lambang
pemuasan hasrat ingin tahu.Hal ini didasarkan atas
asumsi bahwa para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai
tendensi keingintahuan
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia,
(Abraham.H.Moslow,1984), termasuk kubutuhan peserta didik
dalam suatu program
pendidikan.
c. Sebagai bahan
informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya bahwa
prestasi dapat
dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed
back) dalam
meningkatakan mutu pendidikan.
d. Sebagai indikator
intern dan ekstern dari institusi pendidikan.Indikator
intern dalam arti
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
produktivitas suatu
institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa
kurikulum yang
digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
anak didik. Indikator
ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan
indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
Asumsinya adalah bahwa
kurikulum yang dipergunakan relevan dengan
kebutuhan pembangunan
masyarakat.
e. Dapat dijadikan
indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Dalam proses belajar
mengajar anak didik merupakan masalah yang utama
dan pertama karena anak
didiklah yang diharapkan dapat menyerap
suluruh materi
pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
Jika dilihat dari
beberapa fungsi prestasi belajar, maka betapa pentingnya
kita mengetahui
prestasi belajar anak didik, baik secara perorangan maupaun
secara kelompok sebab
fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam
bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan.
G. LANDASAN TEORI
Penelitian ini
dilaksanakn didasarkan pada penelitian yang relevan.Adapun
penelitian yang
digunakan yaitu:
a. Penelitian yang
dilakukan oleh Nurul Aini (2001) dengan judul “Pengaruh
Disiplin Belajar dan
Lingkungan Tempat Tinggal terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas II”. Dalam
penelitian tersebut disiplin belajar dihubungkan
dengan prestasi
belajar. Dengan hasil penelitian tersebut ada pengaruh yang
signifikan antara
Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Dua
Catur Wulan Satu SMU
Negeri 3 Klaten Tahun Pelajaran 2000/2001. Yang
mana dalam penelitian
tersebut disiplin belajar yang dimaksud adalah
keseluruhan sikap dan
perbuatan yang timbul dari kesadaran dirirnya untuk
belajar, dengan
mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai
kegitan belajarnya
disekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan
demikian disiplin
belajar yang dimaksud oleh Nurun Aini ada relevansinya
dengan yang penulis
buat yaitu pengaruh disiplin sekolah terhadap prestasi
belajar siswa.
Relevansinya penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aini dengan
penulis lakukan yaitu
sama-sama meneliti sikap siswa dalam mentaati dan
melaksanakan peraturan
yang ada disekolah. Apakah dengan disiplin sekolah
akan mempengaruhi
prestasi belajarnya.
b. Penelitian yang
dilakukan oleh Karsiani (2001) dengan judul :”Korelasi antara
Motivasi Belajar dan
Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas
I Catur Wulan II SLTP Negeri 7 Klaten Tahun
Pelajaran 2000/2001.
Dalam penelitian tersebut Motivasi Belajar dihubungkan
dengan Prestasi
Belajar, kesimpulan dari penelitian tersebut adalah semakin
baik motivasi belajar
yang dimiliki siswa akan semakin tinggi prestasi belajar
matematikanya. Dalam
penelitian tersebut faktor motivasi belajar
dihubungkan dengan
prestasi belajar dan hal ini relevan dengan penelitian
yang penulis lakukan
dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin
Sekolah terhadap
Prestasi Belajar Siswa.
H. KERANGKA BERFIKIR
1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Dengan semangat belajar
yang tinggi siswa cenderung mempunyai
keinginan untuk belajar
lebih giat sehingga bisa mendapatakan apa yang ia
inginkan. Dalam hal ini
persoalan motivasi dikaitkan dengan prestasi belajar yang
diperoleh dari proses
belajar. Motivasi belajar disini adalah suatu dorongan yang
terdapat dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas belajar sehingga mencapi
suatu tujuan tertentu
atau mencapi prestasi yang optimal. Sedangkan prestasi
belajar disini dapat
diartikan sebagai hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
tersebut melakukan
kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai semangat yang
tinggi untuk belajar
dengan keras akan mempunyai prestasi seperti yang ia
harapkan. Sehingga
dengan keinginan untuk berbuat lebih banyak untuk belajar
dapat meningkatkan
hasil yang ingin dicapai. Sehingga dari uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa jika
seseorang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka
akan mempunyai pengaruh
yang positif terhadap prestasi belajar siswa tersebut.
2. Pengaruh Disiplin Sekolah terhadap Prestasi Belajar.
Disiplin sekolah pada
masing-masing siswa akan berbeda hal ini
dikarenakan kesadaran
masing-masing siswa terhadap aturan yang berlaku
disekolah berbeda-beda.
Siswa yang mempunyai kesadaran tinggi terhadap
peraturan yang berlaku
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut.
Sehingga disiplin
sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting, dengan
ketaatan mematuhi
segala peraturan, rajin masuk sekolah, rajin
mengumpulkan tugas
sekolah.
I. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesi dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Maka pada penelitian ini peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh
yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA PGRI
Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
2. Ada pengaruh
yang signifikan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMA PGRI
Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
3. Ada pengaruh
yang signifikan motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar siswa SMA PGRI Karangsembung tahun ajaran 2016-2017.
J. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Jenis metode penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode
deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang
berkaitan
dengan status atau kondisi obyek yang diteliti saat dilakukan penelitian.
Penelitian
deskriptif berusaha mendeskripsi dan menginterprestasi apa yang ada (bisa
mengenai kondisi, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang
terjadi
atau kecenderungan yang tengah berkembang). Tujuan dari penelitian
deskriptif
yaitu untuk menggambarkan ciri tertentu dari suatu fenomena.
Metode kuantitatif yaitu suatu metode yang tertarik dengan pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah,
variabel
dan indikator. Setiap variabel yang ditentukan diukur dengan memberikan
simbol-
simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif dapat
dilakukan
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum didalam suatu
parameter. Tujuan utama dari metode kuantitatif adalah menghasilkan suatu
generalisasi yaitu suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu
realitas
tentang suatu masalah yang diperkirakan akan berlaku pada populasi
tertentu.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMA PGRI Karangsembung. Dengan alamat
jl. Raya. Karangsembung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Agustug tahun 2016 dan penulisan
laporan
dilaksanakan sampai bulan September tahun 2016.
Tabel 1.
Jadwal Penelitian, tahun 2016-2017.
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
Agustus
|
Pengajuan Judul
|
2
|
September
|
Pra Proposal
|
3
|
Oktober
|
Proposal
|
4
|
November
|
Revisi Proposal
|
5
|
Desember
|
Perijinan
|
6
|
Januari
|
Pelaksanaan
|
7
|
Februari
|
Penelitian
|
Dll.
3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas dua SMA PGRI
Karangsembung yang terdiri dari 30
siswa.
2. Sampel
Pengambilan sampel berdasarkan pada aturan praktis dalam bentuk tabel
oleh Kerjcie and Morgan yang dikutip oleh Sugiyono (2000:65) . Jika
populasinya
30 maka jumlah sampelnya adalah 28. Dalam penelitian ini sampel diambil 30
siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data mempunyai peran yang sangat penting dalam penelitian, karena data
dapat menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai
alat
untuk menguji hipotesis. Jadi hasil dari penelitian tergantung dari data
yang
dikumpulkan.
1. Identifiaksi Variabel
Sebagai permasalahan yang harus dibahas maka perlu diidentifikasi
variabel-variabel yang merupakan gejala-gejala yang menunjukkan variabel
bebas
maupun terikat, adapun variabel itu atara lain:
a. Variabel bebas (variabel independent) dalam penelitian ini adalah
motivasi
belajar (X1) dan disiplin sekolah (X2).
b. Variabel terikat (variabel dependent) dalam penelitian ini adalah
prestasi
belajar (Y).
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dengan menggunakan:
a. Metode Angket
Metode angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Jenis angket dalam penelitian ini adalah angket langsung dan
tertutup.
Yang dimaksud angket langsung tertutup adalah quisoner langsung diberikan
kepada obyek yang dikenainya tanpa menggunakan perantaraan, dimana orang
yang menjadi obyek itu tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah
disediakan
dalam quisoner.
Adapun langkah-langkah menyusun angket adalah sebagai berikut :
1). Melakukan spesifikasi data dengan cara menyesuaikan ruang lingkup
masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian ( dalam hal ini adalah
motivasi belajar dan disiplin sekolah).
2). Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan angket berdasarkan indikator-
indikator dengan petunjuk pengisian.
Indikator-indikator yang digunakan disajikan dalam kisi-kisi angket
berikut ini.
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Uji Coba
Item
|
Variabel
|
Indikator
+,-
|
Motivasi belajar
|
1. Motivasi belajar dari dalam
- Ingin tahu
2. Motivasi belajar dari luar
- Kewajiban
- Hukuman
- Hadiah
- Sosial
- Pujian
- Tuntutan
|
3, 5, 6, 8
10, 13, 15, 16, 18, 20
1, 2, 4
7, 9
11,12
14
17, 19
Jumlah
10
10
|
Disiplin sekolah
|
1. Masuk sekolah
2. Mengerjakan tugas
3. Mengikuti pelajaran
4. Mentaati tata tertib
|
1, 2, 5, 6, 8
11,12, 15, 18,19, 20
3, 4, 7, 9
10,13,14 , 16,17
Jumlah
11
9
|
Prestasi belajar
|
Dokumentasi (Raport semester III)
|
|
1). Teknik Pengukuran
Setelah semua angket dijawab oleh responden maka
diskor berdasarkan
teknik yang telah ditentukan. Tiap item pertanyaan disediakan empat
alternatif
jawaban. Item-item tersebut ada item bernilai positif dan negatif. Adapun
skor
penilaiannya seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban
|
Skor Butir (+)
|
Skor Butir (-)
|
A
|
4
|
1
|
B
|
3
|
2
|
C
|
2
|
3
|
D
|
1
|
4
|
Setelah item-item angket selesai dibuat dan disusun dalam suatu format
termasuk petunjuk pengisian, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan uji
coba ( try out ). Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen dilakukan
pada
siswa yang tidak dijadikan sampel penelitian yaitu diambil 30 siswa kelas
II
jurusan (IPA) SMA PGRI Karangsembung.
Penentuan jumlah responden sebanyak 30 siswa untuk uji coba instrumen
ini berpedoman pada pendapat Masri Singarimbun dan Usman Efendi (1991:138)
yang menyatakan bahwa untuk uji coba instrumen penelitian biasanya dengan
jumlah 30-35 orang sudah mencukupi dan dipilih responden yang keadaannya
kurang lebih sama dengan responden sesungguhnya.
b. Dokumentasi
Data ini diperoleh dari bagian pengajaran SMA PGRI Karangsembung.
Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai raport
semester III
(tiga).
K. DAFTAR PUSTAKA
A. Tabrani
Rusyan, Atang Kusdinar, Zainal Arifin.1994.
Pendekatan
Dalam
Proses
Belajar Mengajar
.
Bandung:Remaja Karya.
Cece Wijaya
dan A.Tabrani Rusyan.1991.
Kemampuan
Dasar Guru Dalam
Proses
Belajar Mengajar.
Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Crow &
Crow. 1990.
Pengantar
Ilmu Pendidikan
.
Yogyakarta:Rake Sarasin.
Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1988.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
L. LAMPIRAN
M. INSTRUMEN PENELITIAN
Disusun Oleh: Haris Mulyawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar